Bahlil kemudian menambahkan bahwa ia sempat berniat untuk mengungkapkan lebih lanjut mengenai dampak dari bermain-main dengan Raja Jawa. Namun, ia memutuskan untuk tidak melakukannya di depan umum. “Sudah waduh ini dan sudah banyak, sudah lihat kan barang ini kan? Ya tidak perlu saya ungkapkan lah. Enggak perlu,” ungkapnya, sambil menunjukkan sikap yang penuh kehati-hatian.
Selain itu, Bahlil menekankan bahwa kepemimpinannya di Partai Golkar tidak didorong oleh kepentingan pribadi. Sebaliknya, ia bertekad untuk menjadikan Partai Golkar lebih baik di masa depan. “Saya enggak punya kepentingan apa-apa pribadi, kepentingan saya ke depan adalah Golkar lebih baik dari sekarang. Karena itu pemerintahan Pak Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan dari pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin,” ujar Bahlil.
Kepastian mengenai kepemimpinan Bahlil Lahadalia di Partai Golkar juga ditegaskan melalui Keputusan Munas Golkar 2024 No 11/munas/golkar/2024, yang menyatakan bahwa Bahlil telah lolos verifikasi dan disahkan sebagai calon ketua umum (Caketum) tunggal. Dengan keputusan tersebut, Bahlil akan memimpin Partai Golkar untuk lima tahun ke depan, melanjutkan estafet kepemimpinan dari Airlangga Hartarto.